Masalah rezeki, jodoh dan mati sudah digariskan sejak kita dalam kandungan. Tidak ada satupun manusia yang tahu dengan takdir mereka. Semuanya adalah rahasia dan hak prerogatif Allah semata. Kita sebagai manusia hanya bisa meminta, memohon kepadaNya. Dan keputusannya tetap ditanganNya. Disinilah poin keimanan seseorang, bahwa kita harus percaya dengan apa yang telah diberikan kepada kita.
Tapi ada hal menarik bagi saya, meskipun sejak awal kita sudah memiliki garis tersebut... kita sebagai manusia diberikan peluang oleh-Nya untuk mengubah nasib kita.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya..."
Jadi meskipun kita sudah memiliki takdir, tapi kalau kita sendiri tidak berusaha sungguh-sungguh ya sama saja dengan nol besar bukan?.
Sayapun akhirnya paham, Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan semata-mata karena kita ingin. Kalaupun apa yang kita inginkan itu menjadi suatu kebutuhan, Allah bisa saja menguji kesabaran kita sampai batas yang kita sendiri tidak tau apakah kita mampu melewatinya atau justru menyerah pada keadaan.
Poin pentingnya adalah kita sebagai pribadi yang dibekali kemampuan berpikir dan bertindak jelas harus berjuang untuk sesuatu hal yang kita harapkan bisa menjadi takdir kita. Entah itu dalam pendidikan, karir, maupun soal cinta. Yup, semuanya harus diperjuangkan sampai level maksimal.
Bukankah Allah sudah mengisyaratkan pada kita semua bahwa takdir itu bisa dirubah, bila kita mau merubahnya dengan usaha dan kerja keras!!!
No comments:
Post a Comment
Setelah baca postingan saya, jangan lupa tinggalin jejak ya. Terima kasih :))