Tuesday, December 13, 2011

Pesan Dibalik Aksi Sondang

"Para orang tua yang baik hatinya, berikanlah pengertian yang cukup bagi putra-putri anda bahwa berjuang demi kebenaran dan keadilan tidak harus ditempuh dengan mengorbankan nyawa dan masa depan diri. Apapun motif dan latar belakangnya, jiwa putra-putri kita akan jauh lebih berharga bila diberdayakan untuk membangun bangsa ini lebih baik lagi..."
Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan berita terkait Sondang. Siapa sih Sondang ini, sampai-sampai semua channel menampilkan berita soal dia. Saya kembali mengingat-ngingat soal kasus Sondang ini, ternyata dia adalah pria tidak dikenal yang saya lihat di Metro TV sekitar satu jam setelah kejadian. Saya pikir pria itu hanya kebetulan membakar dirinya di depan Istana, artinya tidak ada motif apa-apa selain motif ekonomi (bukan politis). Belakangan saya baru tahu bahwa Sondang adalah seorang mahasiswa yang juga aktivis muda HAM. Saya sempat kaget juga, tindakan Sondang ini ternyata membawa pesan politik dan HAM yang tidak cetek. Banyak pihak yang menyayangkan tindakan bakar diri Sondang. Tapi yang mendukung tidak kalah banyaknya. Bila saya tidak salah ingat, satu hari pasca kejadian seluruh BEM Mahasiswa Jakarta melakukan aksi turun ke jalan untuk mendukung sekaligus meminta kepada pemerintah agar tidak memandang remeh atas aksi yang telah dilakukan Sondang. Masih disusul aksi dari teman-teman dari sulawesi, medan, Mereka menuntut dan lagi-lagi menuduh pemerintah tidak becus mengurus rakyat; tidak mengindahkan tuntutan rakyat; tidak serius menuntaskan permasalahan korupsi dan HAM yang tidak habis bila diceritakan dalam satu buku itu.


Melihat besarnya perhatian semua pihak atas kematian Sondang, setidaknya ada dua harapan sementara yang ingin saya kemukakan disini. Pertama, begitu serius dan akutnya persoalan bangsa ini sudah bukan saatnya lagi menumpukan semua masalah ke pundak pemerintah. Kita sebagai masyarakat juga harus bertindak tanpa kenal lelah untuk saling mengingatkan bahwa korupsi itu ada dimana-mana. Contoh simpel saja, menyogok petugas biar KTP, SIM kita cepat jadi itu juga salah satu tindakan yang memicu menjamurnya korupsi. Ayolah berhenti menyalahkan satu pihak, padahal kita sendirilah yang ikut berkontribusi. Kedua, terlepas dari niat Sondang untuk mengetuk rasa keadilan para penguasa kita, jelas tindakan Sondang ini tidak bisa dibenarkan. Secara psikologis, mungkin ini akan berdampak domino pada upaya penyadaran bangsa kita bahwa negara kita sedang sakit hingga harus diobati dengan berbagai cara. Namun, hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah jangan sampai tindakan Sondang ini dibenarkan oleh generasi muda lainnya. Cara yang paling tepat untuk membawa bangsa ini kembali bangkit bukanlah dengan cara mengorbankan nyawa, namun dengan memberdayakan generasi muda menjadi berkualitas di segala bidang.

Meskipun begitu, dari lubuk hati yang paling dalam, saya sebagai generasi muda turut berduka cita atas membatunya kebenaran dan keadilan di negara kita, Indonesia. Jangan ada Sondang selanjutnya yang rela mengorbankan nyawanya hanya untuk memecahkan kebuntuan bangsa ini. Saya yakin, kendati Sondang merencanakan membakar dirinya, tidak ada sama sekali niat dia untuk mengakhiri hidup dengan cara seperti itu. Trust me!

*POD - Tell Me Why

No comments:

Post a Comment

Setelah baca postingan saya, jangan lupa tinggalin jejak ya. Terima kasih :))