Sunday, March 27, 2011

PPC - Public Policy Club (Friendship Part 1)

ki-ka: Pur, Andy, Dobleh, Dodolipret, Ucil, Pipito, Pungki dan Yoga
Setelah keluarga, bagi saya sahabat itu benar-benar penting. Melalui blog ini saya kepingin banget membagi cerita bagaimana saya dan sahabat-sahabat saya akhirnya sepakat membentuk PPC. Ehmmm tunggu dulu, uda pada tau belom nih kepanjangan dari PPC? Okeh, jadi gini ceritanya awal mulanya PPC ini adalah Public Policy Club. Kalo saya ga salah inget, berdirinya tahun 2007 (untuk tanggal dan bulannya, saya lupa hehe). Waktu itu masih jaman mahasiswa, jadi masih semangat-semangatnya nih kuliah. Nah sesuai dengan kebiasaan, pas menginjak tahun ketiga masing-masing mahasiswa diminta buat milih kira-kira konsentrasi mana yang jadi minat kita. Mau kebijakan publik, pembangunan dan pemerintahan daerah? Setelah cari info sana-sini, akhirnya saya dan beberapa teman-teman dekat saya sepakat buat nyontreng konsentrasi Kebijakan Publik di lembar KRSan (^_~). 

Dan, welcome to the jungle! Yup saya inget banget kalimat itu yang muncul waktu kita masuk kelas KP pertama kalinya. Gimana enggak, boleh deh dikroscek ke teman-teman saya yang ikut kelas KP waktu itu, dari hari ke hari tiap keluar kelas muka anak KP ga ada yang cerah sumringah. Butek nan kusut semua, tugas numpuk ga karuan. Tiap hari ada diskusi, dan hampir tiap hari juga kita merasa terkooptasi di kelas (haha anak-anak KP pasti ga lupa sama  istilah itu). Tapi ada hal yang saya dan mungkin teman-teman KP inget, kalau setiap harinya kita selalu disuguhkan hal-hal baru tentang teori-teori kebijakan yang mungkin baru pertama kali kami dengar selama kuliah. Ya ini benar-benar saya rasakan. Dan gara-gara itu pula saya dan beberapa rekan akhirnya mengambil inisiatif, bagaimana caranya agar pengetahuan tentang KP bisa disharing secara merata baik di dalam maupun di luar kelas. Akhirnya kamipun merencanakan sejumlah agenda diskusi  tentang KP. Waktu itu kami kepingin sekali pada saat diskusi, masing-masing individu bisa menyodorkan informasi dan pemikirannya tentang tema-tema kebijakan publik yang sedang in.  Kami ingin diskusi itu bisa berakhir dengan simpulan disertai dengan ragam pemecahan masalah yang bermanfaat namun tetap dalam konteks kebijakan. Bisa dikatakan, banyak sekali mimpi besar kami waktu itu. Mimpi menjadi dokter, menjadi arsitek kebijakan publik (^_~).

Setelah berjalan berjalan waktu, kami yang cuma satu kelas ini pun mau ga mau saban hari pasti ketemu. Sampai-sampai ngerjain tugas juga wajib kumpul rame-rame. Urusannya jelas ga jauh-jauh dari nyari jurnal dan ngeliat hasil kerjaan teman haha i miss that! Karena saking dekatnya, beberapa temanpun akhirnya ngasih usulan gimana kalo kita bikin komunitas anak KP, ya itung-itung buat silahturahmi sesama teman kelas. Akhirnya biodata teman-teman KPpun kita kumpulin, yang pasti anggotanya ga sampe 30org. Nggak pake acara basa basi, salah satu teman saya Yoga secara tidak resmi telah mendeklarasikan bahwa Public Policy Club telah lahir. Narsis banget deh pokoknya. Eits tapi jangan salah loh ya, walopun kesannya ga serius tapi kita sempat beberapa kali mendiskusikan pendirian PPC ini secara serius dengan salah satu dosen kita di KP.

Keseriusan PPC ini sempat didengar oleh beberapa dosen, dan mereka ternyata mendukung. Meskipun titelnya PPC, kami tidak pernah merasa eksklusif dan diberikan privilege tertentu oleh sejumlah dosen maupun pihak fakultas. Toh sama-sama mahasiswanya. Tapi ada hal sedikit yang sempat saya rasakan waktu itu, karena melihat keseriusan kami di PPC beberapa dosen akhirnya menantang dan mengajak kami bagaimana caranya ketika kami menyusun skripsi tema-tema yang kami angkat harus menarik dan memiliki nilai novelty-nya. Tidak boleh lagi sama atau mengikuti judul-judul yang sudah lalu. Harus ada perubahan. Tantangan ini tentu disambut dengan begitu antusias oleh teman-teman di kelas. Dan ternyata benar, satu persatu dari kami mengajukan judul dengan teori yang menurut saya begitu bervariasi dan semuanya menarik untuk dikaji. Senang dan bangga rasanya, saya bisa berada ditengah-tengah orang yang memiliki semangat perubahan seperti mereka. 

Semester demi semester pun berlalu, satu persatu teman-teman saya di PPC akhirnya menyelesaikan studi mereka di kampus tercinta. Ada yang melanjutkan S2, ada yang kembali ke daerah asalnya, ada yang merantau ke luar Jawa dan bahkan ada sudah pada nikah (^_~). Banyak cerita berharga yang begitu saya rindukan dengan mereka. Hunting jurnal, garap tugas bahkan ngopi dan makan bareng mereka begitu saya rindukan. Sometimes, being friends means more than just smiles and good times.

Sukses ya teman-teman! dimanapun kalian berada saya akan selalu ingat dan merindukan kalian q(^_^)p

4 comments:

  1. Wooowwww keren bgt, mau donk gabung PPC... boleh g?? trz km kapan S2?? kapan Nikah??
    salam kenal ya
    :D

    ReplyDelete
  2. ya boleh-boleh aja... wah didoain aja buat S2nya. semoga tahun ini bisa segera terealisasi... well, semua orang pastinya ingin sampai tahap ke pernikahan...waktunya aja yang beda-beda..

    *aku merasa kenal dengan teman diatas (^_~)v

    ReplyDelete
  3. Pito...this is Good axcutions...Cuma aq berpikir bahwa
    1. Mengenai sejarah PPC tanggal kapan terbentuk kayaknya harus di cantumin aq juga lupa yang jelas waktu itu di rumah Dobleh kita kumpul
    2. Pionernya ada Nur fitria, Ginanjar Sauki Rosydi, Ahmad Saepudin (Ipunk), Joko Purnama (Jokpur), Windie Kharisma Effendi (Dolly), Dhana (Dobleh), Andy Kurniawan (Sulek), Gndronk
    3. Bagi Q PPC never Dies, walaupun mungkin akan terjadi Dinamisasi nama, namun Declare ttg PPC merupakan Jembatan Emas bagi setiap insan Public Policy (FIA UB) untuk establish many club, community, team study etc
    4. Dan aq masih inget sekali kata Ipunk, Nafas PPC atau pakem PPC itu bukan birokratik Komunitas tapi Intelektualist but Enjoying
    5. Sehingga untuk menjelaskan PPC bisa apa aja ex : PPC (Para Pencari Cinta), (Pemuda Pemudi Complor), (Putra Putri Capable) etc
    6. PPC dalam perkembanganya adalah sebuah komunitas kekeluargaan namun sangat concern dalam dunia Policy baik itu Social Policy, Bisnis Policy, Spiritual Policy, Cultural Policy, Politic Policy and many aspec abaut Policy) ...do you a gree?

    ReplyDelete
  4. wewww,,mb pito kodew dewe iiii. hahaha

    ReplyDelete

Setelah baca postingan saya, jangan lupa tinggalin jejak ya. Terima kasih :))