Kadang kita tidak mau sepenuhnya sadar bahwa yang kita perjuangkan saat ini semata-mata karena nafsu. Semuanya dilakukan hanya demi kebahagian dunia semata, bukan untuk akhirat. Ingin kaya, tapi tidak mau bersedekah. Ingin pintar, tapi enggan berbagi ilmu. Ingin beli ini itu, tapi toh akhirnya hanya jadi pajangan. Tidak bermanfaat apa-apa.
Begitu pula sebaliknya. Setiap hari bertandang ke masjid untuk beribadah, pulangnya melanjutkan bergosip dengan para tetangga. Bersedekah rutin tiap bulan, tapi setiap bulan pula kita meraup rejeki dengan cara tidak halal. Setiap tahun kita melewati Ramadhan, namun setiap tahun pula kita mengulang kesalahan kita terhadap Allah dan juga orang lain. Berulang kali kita meminta maaf, namun anehnya berulang kali pula melakukan kesalahan yang sama.
Pertanyaan retoris akhirnya muncul dibenak saya, sebenarnya apa yang kita cari di dunia ini kalaupun toh akhirnya kita akan kembali menjadi tanah. Saya tidak menyatakan bahwa saya adalah orang yang seimbang dunia akhirat. Saya juga manusia biasa yang pernah melakukan hal-hal yang saya sebutkan diatas. Tapi apakah kita akan selalu seperti itu. Menjadi pribadi yang berjuang untuk kepentingan dunia semata, dan melupakan hakikat kita sebagai khalifah di dunia. Semua harus bermuara pada relnya, apa yang kita lakukan saat ini semata-mata untuk mendapat ridho-Nya.
Tidak ada satu orangpun manusia yang mengetahui kapan rejeki menghampiri kita, kapan jodoh bisa melengkapi kehidupan kita, dan kapan ajal kita tiba. Beban hidup pasti ada, dan tidak ringan tentunya. Itu sebabnya mari kita benahi kualitas hidup kita agar lebih berdaya dan bermakna bagi kehidupan di dunia maupun akhirat. InsyaAllah akan terasa ringan ke depannya. Amin. (^____^)
*ditemani Maher Zain - Insha Allah
Aamiin,,saling mengingatkan ya mbak pipit,, :-)
ReplyDelete