Monday, May 7, 2012

Ini Senyumku, Mana Senyummu?

Langsung aja kali ya. Jadi ceritanya begini, awal bulan Mei kemarin saya resmi bergabung di sebuah PMA. First impression sih oke banget. Pas briefing ples ramah tamah di Bidakara, kita disuguhi cerita sukses para senior menapaki karir mereka dari bawah. Cerita bagaimana berkarir diperusahaan ini sudah jadi passion mereka. Mendarah daging selama puluhan tahun. Oke yang ini saya sepakat, kelihatan sekali dari aura mereka. Mereka juga super ramah. Hari pertama pokoknya positif lah ya :D

Menginjak hari ke 2 dan seterusnya (sampe hari ini), kesan di hari pertama ternyata tinggal angan. Pas dateng ke lapangan, wuih karyawannya pada cemberut semua (yang ramah itu cuma hitungan jari). Extremely desperate lah rasanya. Jadi benar nih saya bakal gabung di lingkungan yang nggak happy kayak begini?. Aba-aba saya yang selalu tebar senyum ke mereka, nggak dapat sinyal hijau sama sekali. Nah loh? senyum aja dicuekin apalagi nggak senyum, begimana tuh nasibnya? ckckckck
"Just smiling goes a long way toward making you feel better about life. And when you feel better about life, your life is better"
Senyum itu nggak bayar kan ya? tapi ini kok bibirnya pada kaku banget buat ditarik kekanan 1cm, kiri 1cm (baca:senyum). Kok value-nya perusahaan yang katanya humble bin humor itu belum maksimal ya? Giliran pas bos sidak aja baru deh pada obral senyum (__ __"!) Nggak karyawan, nggak customer sama aja buteknya. Nyinggung sedikit soal customer nih ya. Apa karena kehidupan di Jakarta itu super keras kali ya, sampe-sampe langka banget dari mereka buat sekedar senyum. Yang ada malah songong! Saya paling nggak setuju bin nggak suka ngeliat customer belagu yang dikit-dikit ngeluh antrian panjang. Paling nggak suka ngeliat customer yang ngerasa dirinya wajib disenyumin, tapi dia sendiri nggak murah senyum a.k.a cemberut kecut! Hello bapak ibu sekalian, teori pelanggan adalah raja itu sudah ketinggalan zaman! Pantesnya itu, pelanggan adalah partner! Kalau mau complain, jangan langsung bentak-bentak. Nggak usah bossy! Karyawan juga punya perasaan. Bisakan menyampaikan keluhan dengan cara yang lebih santun? Belajar tata krama kan ya? Hebohnya sampe kemana-mana. Kasian kan karyawannya, mereka cuma punya tangan dua. Coba deh bapak ibu jadi mereka, bisa nggak?! Dalam hati saya bilang, apa gara-gara ini ya karyawan itu pada nggak ramah sama saya dan rekan-rekan lain? hmmm, harus dicari tahu  nih sumber masalahnya #manajermodeon :p
Saya jadi mikir apa sih yang salah dari kita, sampe kelihatannya berat banget untuk senyum? Percaya deh senyum itu berkah, senyum itu ibadah. Mumpung senyum itu masih gratis, nggak dikenai tarif kayak parkir yang belum nyampe 5 menit parkir uda ditarikin 1000 perak. Yuk budayakan senyum, biar hidup ini selalu enteng, bahagia, tidak kaku. Ini senyumku, mana senyummu? :)) 

*ditemani Eminem satu album

No comments:

Post a Comment

Setelah baca postingan saya, jangan lupa tinggalin jejak ya. Terima kasih :))